Dalam dunia entertainment sudah lumrah penyanyi lebih terkenal dari pencipta lagunya. Bahkan bila sang pencipta lagu menyanyikan sendiri lagu ciptaannya belum tentu akan menjadi Hits. Daya tarik seorang penyanyi sebagai entertainer baik suara, tampilan akan menghipnotis penonton dan membuat sebuah lagu yang dibawakan terngiang terus di benak penonton.
Analogi serupa terjadi dalam kehidupan korporasi. Seringkali ide karyawan yang berpengalaman tidak didengar oleh top manajemen. Namun ide yang sama yang disampaikan konsultan luar (apalagi yang bayarannya mahal) dengan mudah dicerna dan diterima tanpa banyak argumen berarti.
James Brennan mengistilahkan dalam artikelnya It Takes a Mercenary , bahwa konsultan luar ibarat Tentara Bayaran yang di bayar untuk menyelesaikan tugas.
Dia juga melansir fenomena konsultan luar dan menyebutkan
Brennan’s Law on Consulting #2 says: Although an idea from an employee may be rejected, the same idea from a paid outside consultant will be accepted.
Secara tidak langsung kepercayaan pada konsultan mahal dari luar menyiratkan bahwa bila manajemen perusahaan percaya konsultan luar SELALU lebih pintar dari karyawannya sendiri, artinya manajemen percaya tidak mungkin ada orang pintar mau bergabung dengan perusahaan mereka.
😆
Bagi praktisi Reward internal seperti saya, realita seperti ini disikapi dengan pragmatis saja. Tidak lah penting apakah ide/konsep yang dijalankan diakui sebagai jasa konsultan luar atau internal. Yang lebih penting adalah konsep itu dapat diterima manajemen dan dijalankan untuk kesejahteraan para karyawan. Toh, there’s nothing new under the sun. Bahkan bisa jadi ide kita pun sebenarnya terinspirasi dari berbagai hal dan konsep orang lain yang pernah kita baca.
Sama seperti pencipta lagu, kami pun butuh penyanyi untuk mempopulerkan lagu kami.
Cuma jangan mahal mahal he he he
😇
Recent Comments